langit bandara Jeddah

“Saudara pengen punya mobil, tapi belum ada tahunnya, belum ada warnanya, belum ada jenisnya. Kira – kira doanya enak gak? (berdoa) akan lebih enak kalau saudara (sudah) punya jenis mobil apa yang saudara inginkan”. Saya ingin mobil Kijang warna silver dan Mercy warna hitam tahun 2011″.

Sambil Anda lanjut baca, tulisan pembuka yang baru saja Anda baca berasal dari kutipan buku “Believe” karya ustadz Yusuf Mansur (UYM). Ini salah satu buku favorit saya di bulan ramadhan tahun lalu, dan selalu ada insight baru saat dibaca ulang.

UYM menyampaikan dalam bukunya “jangan jauhkan pecinta dunia dari Allah, kalau mereka memang mau dunia, dekatkan mereka dengan yang punya dunia.”

Ada sebuah pemahaman keliru bahwa sebagai muslim, dunia adalah neraka sedangkan surganya nanti di akhirat. Surga memang ada di akhirat, tapi bukan berarti kita “harus” sengsara di dunia, perhatikan firman Allah di QS. 28:77, Allah inginkan kita menikmati surga sebelum surga. Bukankah salah satu doa yang sering di panjatkan adalah ingin kebaikan di dunia dan di akhirat?

Satu kalimat motivasi yang sering kami dengar misalnya “segala sesuatu di dunia ini diciptakan dua kali, yang pertama di alam pikiran, dan yang kedua di alam nyata”, mikir dulu baru badan ikut, mentor kami menambahkan. Sadar atau tidak, sebenarnya keadaan Anda saat ini adalah hasil keputusan (niat) di masa lalu.

Saat tujuannya jelas, doanya jadi jelas, maka Allah, melalui pikiran kita akan memberitahu Anda caranya untuk sampai ke tujuan. Jangan sampai kita berdoa minta mobil 2 pintu tapi lupa menyebut merknya, akhirnya yang datang ke tempat kita mobil pick up, 2 pintu juga kan? Hehe..

Jangan sekedar berdoa bisa punya mobil, tapi mintalah juga belinya pakai uang cash, BPKB dan STNK-nya atas nama Anda. Punya penting, tapi lebih penting bisa menikmatinya, apalah arti rumah besar tapi jarang dirumah, kolam renang luas yang renang kucingnya, smartphone canggih tapi cuma untuk telpon dan SMS atau punya mobil mewah tapi yang nikmatin supirnya.

Ketika doanya sudah jelas, langkah selanjutnya adalah dekatkan diri kita pada doa itu, sebagai contoh, ingin mobil misalnya Toyota Vellfire warna putih tahun 2017, maka Anda perlu cari tahu berapa harganya, spesifikasi mobilnya seperti apa dan berkunjunglah ke showroom atau dealer Toyotanya.

Bukan untuk deal membeli tapi agar Anda punya experience indrawi dengan melihat, mendengar, mencium aroma khas interior mobil baru dan merasakan kenyamanannya langsung sehingga pikiran bawah sadar Anda bisa merekamnya dengan lebih kuat. Ini yang disebut oleh UYM sebagai CONNECTING.

Cara ini juga yang sering kami bumikan di komunitas bisnis yang saat ini kami bina, mereka yang ingin mulai berbisnis namun terkendala modal, tidak serta merta kami ajarkan untuk cari modal atau cari utangan untuk rencana bisnis mereka.

Langkah awal sebelum mereka punya modal adalah pembenahan “aqidah” bisnis, bahwa modal itu perkara sederhana, yang penting adalah apa yang Anda akan lakukan dengan modal itu? Apa ia masalahnya betul modal? Karena pesan alm om Bob Sadino “banyak orang masalahin modal saat mau bisnis tapi giliran dikasih modal malah bingung mau bisnis apa?”

Mengutip apa yang mas Ippho “Right” Santosa – pendiri Khalifah Group 70 – an cabang sampaikan, “impian wajib besar, tapi mulailah dari yang kecil, yang kita bisa lakukan”, kami menyebutnya dengan “consider it’s done” atau bertindaklah seolah – olah Anda sudah menjadi apa yang Anda inginkan, berpura – puralah sampai Anda lupa kalau Anda sedang berpura – pura.

Ketika ada calon pebisnis yang serius dengan doanya, meskipun ia belum punya modal untuk memulai, maka biasanya kami mengajaknya “magang” di beberapa tim mentor yang sudah lebih dulu memulai usaha, agar mereka bisa bersiap diri menjadi pebinis betulan.

Sambil membaca sholawat, mereka berfoto bersama dengan kegiatan produksi dan distribusi yang sudah menjadi agenda utama kami. Inilah salah satu bentuk lain dari ‘doa’ yang kami ajarkan kepada tim kami.

Rasakan bedanya ketika Anda berdoa di pusaran energi langsung. Insya Allah doanya melangit, vibrasinya kuat, rasanya lebih greeenngg dan pikiran bawah sadarnya pun meng-Aamiin-kan lebih kuat.

Mas Ippho Santosa pernah berbagi pengalamannya ketika dulu ingin berangkat haji, mas Ippho sampaikan “ibaratnya ketika Anda ingin berhaji, Anda sampaikan dalam doa Anda pastinya, tapi ketika Anda sambil “berpura – pura” saat manasik haji bersama para calon jama’ah haji pasti hasilnya akan BERBEDA”. Inilah CONNECTING.

Anda percaya kekuatan doa? Ini doa yang boleh Anda ucapkan saat “magang” di tempat usahanya langsung “Ya Rabb jika sebelumnya hamba berdoa di tempat yang jauh dari pusaran energi ini, sekarang hamba berdoa di sini Ya Allah. Takdirkan hamba bisa memiliki ini Ya Rabb, semoga Engkau ridho, kalau ini baik mohon lancarkan, mudahkan, kalau ini bukan untuk hamba, tolong gantikan dengan yang lebih baik”, Aamiin, sholawat, dan biarkan Allah “bekerja” dengan caraNya.

Percayalah bahwa Allah menggenggam semua doa, lalu dilepaskanNya satu per satu di saat yang tepat. Berdoalah dengan tindakan, pantaskan diri kita dengan amal. Kalau pun akhirnya Anda tidak kunjung meraih apa yang Anda mau, kabar baiknya insya Allah itu semua sudah jadi ibadah. “Bisnis itu wasilah, tujuannya harus lillah”.

Selamat mencoba ya, lalu perhatikan apa yang terjadi ^_^

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *