Sedang ramai pemberitaan di media tentang perilaku flexing para kaum crazy rich. Bahkan tersiar kabar ada dugaan seorang oknum crazy rich melakukan strategi flexing untuk menambah pundi-pundi kekayaannya.

Istilah flexing sederhananya adalah memamerkan sesuatu yang dimiliki dengan cara yang mencolok, ada yang berpendapat bahwa itu cara anti mainstream untuk memotivasi rakyat kalangan bawah untuk bersikap optimis pada kehidupan, well iya juga sih tapi kabarnya tidak semua maksud baik bisa diterima sama baiknya, apalagi negeri +62 yang netizennya unik-unik, hehe..

Di tulisan sebelumnya Tanda Kalau Seseorang Bakal Jadi Kaya, saya mengambil contoh Elon Musk orang terkaya dunia saat ini, yang apabila seluruh asetnya di musnahkan dan ia hanya disisakan baju yang menempel di badannya, maka peluang seorang Elon Musk menjadi orang kaya lagi sangat besar, mengingat ia bukanlah tokoh sukses yang instan.

Faktanya skenario makar itu tidak pernah terjadi pada seorang Elon Musk, namanya juga umpamanya hehe.. Tapi ada sebuah kisah menarik, kalau yang ini nyata dan kisahnya penuh dengan keteladanan, baik dari sisi figurnya dan cara yang ia tempuh untuk kembali menjadi seorang crazy rich.

Beliau adalah sahabat Rasul s.a.w yang mulia yakni Abdurrahman bin Auf (ARBA). ARBA diriwayatkan adalah orang paling kaya yang sepanjang hidupnya susah misquen, meski ia pernah menginfakan seluruh kekayaannya. Ketika masuk Islam dan tersiar kabar bahwa ia akan hijrah ke Madinah bersama Rasul, maka kaum quraisy tidak ridho dan mengancam ARBA,

“Silahkan hijrah tapi hartanya kami rampas, tidak akan kami eksekusi atau bunuh Anda selama Anda tinggalkan harta Anda kecuali hanya pakaian yang melekat di badan”. Kalau ternyata tetap nekat hijrah, maka tidak ada jaminan Anda akan selamat tiba di Madinah”

Sengaja kaum kafir tidak mengeksekusi ARBA untuk memberikan pelajaran kepada yang lain kalau mau masuk Islam akan jatuh miskin dan belum tentu selamat sampai Madinah. Bisa dibayangkan bagaimana suasananya saat itu, kalau ARBA memilih harta dan kekafiran maka ia tetap dilegitimasi sebagai seorang crazy rich Mekah, namun kalau hijrah bukan hanya harta yang hilang, istri ARBA pun bisa “hilang”.

“Kalau mau ikut suami silahkan berangkat tapi harta kami rampas. Tapi kalau mau kembali kepercayaan yang lama, harta akan kami berikan semua, jadi orang paling kaya di Mekah dan boleh pilih menikah dengan pemuda yang mana saja yang kamu mau”, tawaran kaum kafir quraisy pada istrinya Abdurrahman bin Auf

ARBA dengan keyakinannya memilih hijrah ke Madinah ikut Rasul s.a.w., namun istrinya tetap memilih tinggal di Mekah. Sesampainya di Madinah ARBA di sambut oleh orang paling kaya (kaum anshor) di Madinah bernama Saad bin Rabi dan mereka di persaudarakan oleh Rasul s.a.w.

Saudaraku yang mulia, “saya (Sa’ad bin Rabi Al Anshari) dengar Anda sebelumnya adalah orang kaya tapi jatuh fakir, kalau Anda mau kaya lagi ambil setengah kekayaan saya, dan saya dengar Anda sebelumnya punya istri, kalau mau menikah lagi cari wanita paling cantik di Madinah nanti saya fasilitasi pernikahannya.”, ucap Saad bin Rabi kepada Abdurrahman bin Auf.

Lihat, dengar dan rasakan keteguhan imannya, inilah jawaban seorang yang hasil didikan dari Nabi s.a.w. ARBA  menjawab “Jazakallah khair, barakallahu laka fii ahlika wa malika (semoga Allah berkahi keluargamu dan hartamu). Tunjukan saja di mana pusat bisnisnya?”

Modal uang gak ada, padahal yahudi rentenir banyak saat itu dengan segala praktek ribanya. ARBA memulai karirnya kembali dengan aset hanya berupa pakaian yang melekat di badannya, ia mulai sebagai reseller kambing, dan masya Allah 3 bulan kemudian ARBA jadi orang nomor 3 terkaya di Madinah, dengan aset 10.000 ekor kambing, belum termasuk untanya, belum dinarnya, kampaknya saja terbuat dari emas. Setahun tahun kemudian ARBA jadi orang terkaya di Madinah. Inih keren masya Allah.. tabarakallah..  

Soal kedermawanan gak perlu ditanya, beliau pernah berinfak untuk kepentingan umat Islam dengan kafilah dagang 600 ekor unta beserta berlian dan emas dan hal yang melekat padanya. Di Madinah, seorang ARBA dikenal dengan kedermawanannya dalam menyantuni dan bahkan membantu melunasi hutang orang-orang di Madinah.

Sebentar, sebentar, mungkin ada yang kepo, seberapa kaya sih seorang Abdurrahman bin Auf itu? Shttsss… Bocoran nih ya, ketika ARBA wafat, dalam satu riwayat disebutkan bahwa satu istri ARBA mendapat warisan sebesar 100.000 dinar, dan ARBA memiliki empat orang istri, artinya 400.000 dinar adalah 1/8 kekayaannya seorang Abdurrahman bin Auf.

1 dinar emas = 4.25 gram emas, (senilai more less Rp.3.500.000), jadi? 

Begitu hinanya dunia di tangah seorang Abdurrahman bin Auf, tidak cukup rasanya tulisan ini mewakili kemuliaan dan kedermawanan seorang ARBA, namun yang menarik adalah kekayaan ARBA tidak pernah menyilaukan dirinya apalagi menumpulkan kepekaan jiwanya terhadap kehidupan akhirat.

Menjelang ajalnya, beliau menangis sambil membacakan penggalan Q.S. Al-Ahqof: 20, “dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. 

Sumber: ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA dan sumber lain.

Share:

2 Responses on “Air Mata Seorang Crazy Rich

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *