Online, up to date dan borderless adalah karakteristik nyata dari generasi milenial atau generasi muda yang lahir antara tahun 1981 – 1994. Mungkin Anda salah satunya 🙂

Lahirnya social media seperti facebook, twitter, instagram dan aplikasi pesan instan adalah eksistensi nyata dari generasi milenial.

Di bumi pertiwi ada traveloka, bukalapak, gojek, DOA, ruang guru dan beberapa start up digital yang merupakan buah karya kaum milenial yang selama sepuluh tahun terakhir ini telah mengubah perilaku & gaya hidup people jaman now.

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” ~ Ir. Soekarno

Tidak berlebihan rasanya kalau mereka (kaum milenial) adalah generasi yang “menguasai” dunia saat ini. Bukan secara fisik, kaum milenial menguasai dunia lewat social media, mereka membagikan harapan, ajakan bahkan perlawanan melalui hashtag (tagar), konten, story, status, dan lini masa.

Bukan hanya karakteristik, perilaku, life style, atau orientasinya saja yang menarik untuk di perbincangkan. Di tahun politik ini, milenial Indonesia khususnya, suaranya juga ikut mengintervensi hasil pilpres 2019.

Menurut data ada -+ 60 juta suara milenial yang ikut menentukan hasil Pilpres & Pileg, dan menurut survey LSI sekitar 40 – 50 persen pemilih masuk kategori milenial di tahun 2019.

Mungkin Anda tidak tahu siapa yang pertama kali mempopulerkan tagar #10YearsChallenge #KikiChallenge #SeberapaGregetChallenge #MannequinChallenge atau #2019GantiPresiden, tapi viralnya hashtag – hashtag tersebut tentunya karena ada peran dari para pemuda aka kaum milenial.

Sambil berdoa untuk kebaikan bangsa Indonesia, melihat hashtag #INAelectionObserverSOS yang sedang “gentayangan” di time line social media, mungkin kah ini yang jadi harapan bangsa Indonesia khususnya kaum milenial untuk 5 tahun kedepan?

So, sebagai bagian dari generasi milenial, saya melihat gerakan memviralkan tagar bukan sekedar tindakan ikut – ikutan tanpa tujuan, lebih dari itu, saya meyakini jika cara – cara formal sudah ditempuh namun belum sesuai harapan mayoritas, maka solusi terakhir adalah dengan bersatu menggunakan kedaulatan rakyat yang tertuang dalam sebuah tagar.

Wallahu’alam..

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *