Dilansir dari Berita Satu, menghadapi Revolusi industri 4.0 yang di gaungkan oleh Klaus Schwab. Nampaknya setiap orang harus bersiap dari sekarang, karena puncak (tipping point) dari Revolusi Industri 4.0 ini diperkirakan hanya tinggal beberapa tahun lagi, yaitu tahun 2025.

Ohiya, sebelum lanjut, ngomong – ngomong, ada yang belum tahu apa itu Revolusi Industri 4.0?

Saya ulas sedikit ya. Singkatnya, sejak beberapa abad silam, dunia telah melalui beberapa fase revolusi industri, yang pertama yaitu Revolusi Industri 1.0 dimulai pada abad ke 18 ketika Inggris menemukan mesin uap dan manufaktur.

Dari sinilah awal mula lahir nasehat sukses, “sekolah yang baik, masuk kampus terbaik, dapatkan IPK yang baik, lulus dan bekerja di perusahaan yang bagus dan pensiun dengan bahagia di usia tua”. Apakah nasehat sukses ini masih relevan di zaman now?

Mulai abad ke 19, dunia tengah memasuki sebuah fase yang disebut dengan Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan produksi masal, mesin listrik dan standardisasi industri.

Revolusi Industri 3.0 dimulai pada abad ke 20 ditandai dengan adanya komputer dan teknologi informasi.

Dan saat ini, kita sedang berada di era Revolusi Industri 4.0, dimana teknologi seperti kecerdasan buatan, kendaraan otonom dan internet saling mempengaruhi kehidupan manusia.

Sebagai sebuah konsekuensi perubahan era, tentu saja punya dampak positif dan “negatif” bagi kelangsungan manusia yang hidup di era tersebut.

“dig your well before you’re thirsty” – galilah sumurmu sebelum kamu kehausan

Perusahaan – perusahaan besar seperti Amazon, Tesla, Suzuki, Uber, DHL, Adidas dan Nestle mulai menggunakan robot dan kecerdasan buatan untuk menggantikan peran manusia.

Artinya akan timbul “ancaman” bagi profesi low skill workers atau profesi pekerjaan yang repetitif karena dapat dengan mudahnya tergantikan oleh mesin, robot dan kecerdasan buatan.

Kamboja, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Filipina adalah negara – negara yang paling beresiko terkena dampak dari Revolusi Industri 4.0, dan inilah profesi – profesi yang siap “wassalam” mulai tahun 2025:

(1). Driver

Tahun 2016 UBER telah meluncurkan taksi tanpa pengemudi. Di tahun yang sama, Navya dari Prancis mulai mengoperasikan bus tanpa supir di 5 stasiun Lyon.

Jika teknologi ini diterapkan secara masive, tinggal tunggu waktu, akan banyak driver yang akan kehilangan pekerjaan.

(2). Kurir Ekspedisi

Drone milik Amazon telah terbang sejauh 8 Km untuk mengantarkan pesanan TV & popcorn pada tanggal 7 desember 2016. Hanya butuh waktu 13 menit dari pesanan hingga pengiriman.

(3). Dokter & Pengacara

Boleh percaya atau tidak, tapi ini sudah terjadi.

Firma hukum AS BakerHostetler menyewa kecerasan buatan yang disebut ‘Ross’ untuk mengatasi kasus – kasus kepailitan.

MD Anderson Cancer Center mempekerjakan kecerdasan buatan IBM Watson, akurasinya 96%.

(4). Buruh Pabrik

90% Kegiatan Pabrik Suzuki di Cikarang sudah menggunakan robot sebagai pengganti tenaga buruh. Menariknya robot – robot itu tidak pernah lelah, sakit, terluka, baper, apalagi demo minta naik gaji. Hehe..

(5). Sales (Person) & Turunannya

Robot yang bisa bicara milik Softbank bernama ‘pepper’ dapat disewa hanya dengan USD 55 per bulan, lebih murah daripada harus menggaji seorang sales counter, pramuniaga atau customer service.

Sales door to door, direct seller & network marketing tradisional nampaknya harus “waspada” atau akan bernasib “tragis” dengan hadirnya platform digital terautomasi.

Seperti kata pepatah, “sedia payung sebelum hujan”, sebelum masa itu datang, apa yang harus kamu siapkan mulai sekarang?

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *