Di sebuah buku yang pernah kami baca, konon ada 9 lini bisnis abadi. Abadi artinya selalu ada peminatnya, mau lagi krisis ekonomi atau ekonomi stabil, 9 lini usaha tersebut selalu dibutuhkan.

Ditulisan kali ini kami gak akan bahas 9 lini bisnisnya apa aja tapi salah satu dari 9 lini tersebut adalah bisnis yang berhubungan dengan pendidikan.

Kalau kita perhatikan, kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan selalu meningkat, bahkan untuk yang namanya sekolah anak, mau sesulit apapun keadaan ekonomi keluarga, biasanya orang tua tetap memprioritaskan pendidikan untuk anaknya, betul ya?

Walaupun pendidikan itu penting, tapi ternyata tidak semua orang tua secara sengaja menyiapkan dana pendidikan anaknya sejak awal.

Sudah jadi rahasia umum bahwa biaya pendidikan itu selalu naik, lembaga keuangan Jiwasraya melalui Kompas.com menyebut kenaikannya mencapai 15% per tahun. Wow.. Gimana 10-15 tahun kedepan ya? Sudah siap atau mulai menyiapkan anggarannya?

Belum lagi faktor inflasi yang meningkat tiap tahunnya. Kalau misalnya Anda menabung saat ini Rp.2.000.000, maka tahun depan sebenarnya nilai uang yang Anda tabung tinggal 1,8 juta (asumsi inflasi 10%).

Mulai kebayang atau kepikiran gak bagaimana kedepannya? Karena inflasi adalah “pencuri yang legal”, maka menabung dalam bentuk uang ternyata bukan solusi yang baik untuk mempersiapkan dana pendidikan.

So, menjadi Milyarder itu katanya target standar bukan tujuan muluk, pada setuju gak ya? Hehe.. ^__^

Nah, sebelum jadi Milyarder, berapa pun income kita saat ini, insya Allah dengan habit (kebiasaan) sederhana ini kita bisa mengantisipasi kenaikan biaya pendidikan untuk buah hati kelak.

Habit nya apa? Menabung dalam bentuk emas batangan atau logam mulia! Sisihkan secara rutin 5-20% dari pendapatan kita untuk membeli emas logam mulia, dan jangan pernah diambil sampai waktunya tiba.

Kalau lagi butuh uang boleh gak dipinjem dulu? Gak boleh. Pokoknya gak boleh. Disinilah kita di tuntut untuk kreatif melihat sumberdaya lain untuk create more money.

Bukan cuma biaya pendidikan, cara ini juga bisa kita gunakan untuk persiapan hari tua, beli properti, tabungan haji & umroh dan segala sesuatu di masa depan yang membutuhkan uang. Penasaran? Lanjut?

Sementara Anda mulai penasaran untuk baca tulisan ini sampai selesai, kita bahas sejarah sedikit ya.

1400 tahun lalu di zaman Rasulullah Muhammad SAW, harga 1 ekor kambing setara dengan 4.25 gram emas (1 dinar).

Saat ini harga 1 ekor kambing secara rupiah juga ada di kisaran 2.2 juta -2.5 juta, kedepan akan sangat mungkin naik terus harganya secara rupiah, tapi kalau di konversi dalam bentuk emas, ternyata nilainya tetap sama yaitu setara dengan 4.25 gram emas (1 dinar) lho, kalau pun beda ya beda dikit lah, ko bisa ya? 🙂

Tentunya Anda semakin sadar menabung emas batangan lebih menguntungkan daripada dalam bentuk uang tunai.

Ini salah satu alasan banyak pakar mengatakan kalau emas itu zero inflasi. Tapi cara ini akan sangat terasa manfaatnya dalam 5-10 tahun kedepan, jadi cara ini bukan untuk tujuan jangka pendek 1-2 tahun, misalnya.

Kapan waktu terbaik untuk memulainya? Idealnya 5 – 10 tahun lalu, tapi belum terlambat untuk memulainya sekarang. Siap?

Ohya, kemarin ada klien kami yang konsultasi, kebetulan ia bekerja sebagai guru di sekolah islam swasta yang sangat terkenal di Indonesia, cabangnya ada dimana – mana, tahu lah ya kira – kira nama sekolahnya apa 🙂

Pendek cerita, obrolan kami semakin larut, tiba – tiba ia bilang, “iya ya, sekarang masuk sekolah SD di tempat saya aja biayanya udah 20 juta”, aha! (dalam hati), ini yang kami tunggu, akhirnya kami tahu biaya pasti (saat ini) masuk sekolah SD di sekolah swasta paling favorit.

Dengan fakta & data diatas, coba kita konversi ke emas saat ini anggaplah kalau harga 1 gram emas nilainya Rp.500.000 maka, biaya masuk sekolah yang 20 juta itu setara dengan 40 gram emas batangan.

5 – 10 tahun lagi akan masih tetap sama, berbeda jauh hasilnya kalau kita memilih untuk menabung dalam bentuk uang, pasti saat waktunya dibutuhkan biaya masuk sekolah sudah naik tapi uang tabungan kita malah tergerus inflasi. Huft..

Anyway cara ini kami peroleh dari pakar investasi emas pak Rully Kustandar saat kami mengikuti seminar investasi emas yang di adakan oleh sebuah BUMN sebut saja p*gada*an.

Beberapa dari Anda mungkin sudah mendengar nama besar pak Rully di bidang spesialisasi emas di Indonesia.

Pengalaman pak Rully menyekolahkan anak – anaknya dari mulai SD hingga SMA (kuliah beda lagi) ternyata cukup dengan 40-50 gram emas. Menarik?

Jadi ukuran “pasti” masa depan anak dalam arti biaya pendidikannya mulai dari SD hingga SMA ternyata cukup dengan 40-50 gram saja.

Dan yang paling penting dari itu semua bukanlah uangnya, emasnya atau sekolahnya dimana, tapi jauh lebih penting adalah sebelum memutuskan akan sekolah dimana dan diarahkan ke jurusan apa, akan jauh lebih baik kalau kita tahu dulu bakat genetiknya jenisnya apa, sehingga akhirnya faham harus mendesign masa depan ideal yang seperti apa, sepakat?

Di tulisan kali ini, kami gak akan bahas cara mengenali bakat bawaan (genetik) anak, tapi kalau Anda penasaran, boleh minta info lengkapnya DISINI.

Poinnya adalah jangan sampai sudah biaya kuliah kedokteran muaahal, lulusnya molooooorrr, eh pas lulus malah gak mau praktek, lebih milih dagang di Tanah Abang (kisah nyata salah satu klien kami) Hadeuuuhh..

Coba kalau sejak awal ia faham bukan bakatnya jadi dokter, kan mendingan buat sewa/beli lapak di Tanah Abang duitnya. Hehe..

Akhirnya, benar kata pepatah, “kunci sukses adalah persiapan yang matang”.

Setuju? Share ya ^_^

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *