“Abiii, Aku mau sholat tapi 1 rokaatnya Rp.5.000 ya!”

Jawaban spontan keluar dari mulut anak berkarakter Sensing usia 8 tahun yang kala itu mulai diajarin sholat sama orang tuanya -_-

Kalau kita bahas sholat fardhu aja yang sehari semalam jumlahnya 17 rokaat maka ortunya perlu nyiapin uang Rp. 85.000 per hari, aimaaakkk pemerasan ini hehe..

Setiap orang suka sama hadiah, betul gak? Apalagi bulan Ramadhan nih, setiap kebaikan di bulan ini ada kompensasi pahala lebih yang Allah janjikan buat hambaNya yang bersungguh-sungguh. Semoga kita termasuk di dalamnya, aamiin.

Tapi karena orang tuanya faham kalau anak ini berkarakter Sensing yang perlu ada kompensasi langsung dari setiap tetesan keringat yang ia keluarkan, maka terjadilah kesepakatan.. *deal

Ngajarin gak ikhlas dong? Emang, masalah buat lo? Hehe.. πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

Hmm.. Jujur deh, segala sesuatu yang akhirnya jadi terbiasa di kehidupan kita pun berawal dari “keterpaksaan” di waktu kecil.

Sholat? Emang langsung ikhlas? Keren! Sikat gigi? Mandi? Rapihin tempat tidur? Hebat! Sempet males-malesan kan waktu kecil? Kebayang gak jadi apa sekarang kalau ortu kita gak maksa sama kita dulu.. See?

Katanya yang terasa berat diawal itu MEMULAI, bener gak sih? Orang dewasa juga banyak yang ‘mager’ kalau wayahnya harus mulai, iya atau ya? ☺️

Gak heran banyak orang yang akhirnya gak berhasil mencapai mimpinya karena ia gak kunjung ‘eksyen’ (memulai).

Apalagi bawaan orang Sensing yang perlu energi lebih besar untuk bisa “lepas landas”.

Setiap orang, apa pun karakter STIFIn nya, ketika inginkan sebuah perubahan, kuncinya adalah dengan mulai melakukan sesuatu. Gitu katanya, setuju?

Baca Juga: Cari Tahu Karaktermu Disini

Tapi yang unik adalah, setiap orang ternyata punya cara (stimulus/triger) sendiri – sendiri untuk bisa memulai. Ngomongin mau mulai aja dulu udah bagus, apalagi mau membiasakan wah buaguuus banget.

Kalau ia berkarkater #Sensing siapin imbalan konkret sebagai trigernya, yang tipenya #Thinking siapin referensi data yang banyak untuk “ngeruntuhin” sisi logika dan defensifnya.

Kalau ia berkarakter #Intuiting ia perlu alasan yang kuat (strong why) untuk bangkitin gairah perubahannya, dan kalau ia #Feeling cari tahu siapa soulmatenya, ajak ia sparing perubahan bareng soulmatenya eaa..Β Β 

Kembali ke kisah anak Sensing tadi, ayahnya cerita, setelah kira-kira 3 bulan kesepakatan berjalan, suatu hari anaknya bilang, “abi, sekarang mah gak usah ngasih kaka upah lagi, kata bu guru juga sholat mah harus karena Allah, bukan karena uang”

MasyaAllah.. Tabarakallah.. Keren ya *_*

Well, seiring waktu, pemahaman, pengalaman dan pengetahuan setiap orang akan bertambah, ini yang disebut dengan NAIK MAQOM alias Naik Level, petuah dari Youtuber Abi Nazar Channel ayah dari pemeran utama di tulisan ini, subscribe jangan lupa, masih gratis kok πŸ™‚

Dan menariknya, meski kompensasi upah buat si anak berakhir, tapi kebiasaan sholatnya udah mulai mendarah daging.

Problem yang sering terjadi adalah rencananya sih udah oke banget di atas kertas, ya ga? Tapi sayang kita belum faham cara untuk bisa memulai yang paling cocok sama profil diri kita.

Baca Juga: Saat Anda Bingung Harus Mulai Dari Mana?

Yang ada akhirnya cuma jadi wacana, padahal kalau kita ngerti karakter profil diri kita, insya Allah kita bisa pilih cara mulainya..

Gimana mau jadi kebiasaan kalau mulainya aja masih ogah-ogahan.. Setuju? Bantu share ya ^_^

Baca juga: Kita Memang Beda

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *