- Home
- “Takdir” Yang Diwariskan
Ada sebuah kisah nyata yang saya peroleh pada tahun 2008 ketika saya berkesempatan menimba ilmu Allah di bidang teknologi pikiran melalui pelatihan sertifikasi Time Line Therapy (TM).
Mentor saya ketika itu menceritakan, ada seorang pria, sebut saja namanya ‘Jack’ yang memiliki tujuan untuk menjadi orang kaya.
Tuntutan hidup dan ambisinya menjadi orang kaya membuat Jack menjadi seorang yang workaholic.
Namun “takdir” seolah berkata lain, kerja kerasnya tidak serta merta membuatnya menjadi orang kaya.
Malah Jack terjebak selama sekian tahun dalam kondisi kehidupan yang tidak pernah merasa cukup.
Sampai suatu ketika Jack berkonsultasi dengan seorang terapis dengan harapan ia bisa punya solusi untuk kehidupan finansialnya.
Singkat cerita, sang terapis membantunya dalam sebuah sesi terapi untuk “berkomunikasi” langsung dengan pikiran bawah sadar Jack.
Dengan menggunakan metode terapi tertentu, sang terapis berhasil “berkomunikasi” dengan pikiran bawah sadar Jack.
Mengejutkan! Pikiran bawah sadar Jack membawanya ke sebuah peristiwa saat ia masih berusia 5 bulan kandungan dalam perut ibundanya.
Mungkin sebagian dari Anda merasa ini tidak masuk akal, tapi sang terapis memilih untuk mencoba mendengar apa yang hendak “diceritakan” oleh pikiran bawah sadar Jack.
Dalam keadaan Jack tertidur (terhipnosis), sang terapis bertanya, “oke Jack, apa yang kamu lihat, dengar atau rasakan disana?”
“Saya melihat dan mendengar sepasang suami istri bertengkar soal uang!”. Jack berkata dalam “tidurnya”.
Sejak peristiwa itu (5 bulan kandungan), Jack membatin, “kalau uang cuma bikin pertengkaran, saya gak mau punya banyak uang”.
Dan tahukah Anda siapa yang dimaksud dengan sepasang suami istri yang bertengar soal uang yang Jack ceritakan?
Yes, bukan ayah ibunya Jack, melainkan saat peristiwa itu (5 bulan kandungan), sang ibunda Jack tengah asik menonton TV yang menayangkan adegan pertengkaran suami istri yang ribut soal uang..
Ternyata keputusan Jack di 5 bulan kandungan ibunya, sedikit banyak mempengaruhi kehidupan finansial Jack saat ia dewasa.
Sudah jadi rahasia umum, bayi yang masih dalam kandungan sudah bisa mendengar, merespon dan ikut merasakan apa yang ibunya rasakan, bahkan bisa dirancang masa depannya.
Banyak orang tua yang faham betul dengan pengetahuan ini mulai mengkondisikan anak – anaknya dari sejak masih dalam kandungan untuk ditemani lantunan ayat – ayat suci Al-Qur’an.
Sehingga diusia belum genap 5 tahun, anak – anak mereka bahkan sudah hafal Qur’an. Masya Allah..
Alm. ustadz Arifin Ilham pernah berkata, salah satu alasan mengapa anak yang baru lahir itu akan sangat baik untuk diperdengarkan lantunan ayat – ayat suci Al-Qur’an adalah karena pada saat itu organ yang pertama kali aktif adalah pendengaran.
Dan menjelang akhir kehidupan seorang manusia pun yang paling terakhir aktif adalah pendengaran..
Sehingga seruan untuk mentalkinkan orang yang menghadapi sakaratul maut dengan ucapan “laa ilaha illallah muhammadur rasulullah” adalah seruan yang masuk akal. Masya Allah..
Semoga lisan kita semua Allah mudahkan untuk melafalkan kalimat tersebut di hembusan nafas terakhir kita, aamiin.
Wallahu’alam..
Rizal Muharam
Screen-Free Parenting Coach