Sumber motivasi manusia sesungguhnya adalah emosi bukan logika. Seringkali kita tahu manfaat dari yang harusnya dilakukan, namun tidak kunjung dilakukan, alasannya sederhana, kita merasa malas. Benar?

Contoh, banyak orang tahu bahwa udara di pagi hari itu menyehatkan, namun saat pagi hari, sebagian orang malah memilih untuk kembali menarik selimut dan mendengkur, kenapa? Simpel, karena mereka merasa malas.

Atau Anda mungkin pernah mendengar anjuran berolah raga seminggu dua sampai tiga kali selama masing – masing 30 menit untuk mencapai kesehatan yang optimal, tapi tidak juga dilakukan, lagi – lagi karena merasa malas.

Emosi dibentuk oleh postur (fisiologi) tubuh dan penyajian internal di kepala kita. Penyajian internal maksudnya adalah apa dan bagaimana kita memikirkan sesuatu, sedikit banyak mempengaruhi kondisi emosi kita.

Contoh sederhana misalnya, Anda boleh memperhatikan cara Anda berjalan dan bergerak misalnya, ini akan mempengaruhi kondisi emosi Anda.

Anda akan kesulitan mengakses emosi sedih saat postur tubuh Anda berada pada kondisi seperti badan tegak, pundak kebelakang, kepala keatas, melihat keatas terbuka lebar, posisi tangan dikepalkan, bernafas lebih cepat dan dalam, sambil mengucapkan kata – kata optimis seperti ‘YES!!’.

Sebaliknya, Anda akan kesulitan mengakses emosi semangat saat postur tubuh Anda pundaknya membungkuk, pandangan kebawah, kepala menunduk, bernafas secara dangkal dan lambat. See?

Dalam teori NLP dikatakan bahwa fisiologi dan emosi terhubung, dengan mengubah salah satunya saja makan yang lain ikut berubah. Seperti tadi, Anda tidak perlu ‘jampi – jampi’ khusus untuk mendatangkan mood semangat, cukup mengubah keadaan fisiologi Anda maka seketika semangat Anda akan hadir.

Pengetahuan ini saya gunakan untuk anak saya – Khansa kalau sedang menangis. Saya menggendongnya keluar rumah sambil saya ajak lihat ke atap rumah dan menjentikan jari tengah dan ibu jari untuk memanggil burung pipit yang biasa hinggap disana.

Mencari burung pipit artinya saya mengajak anak saya untuk mengangkat kepalanya dan memindahkan statenya, dan hasilnya wuzzzzz!! Seketika itu nangisnya berhenti, dan mulai memperhatikan burung – burung yang hinggap diatap rumah.

Emosi berubah saat postur tubuh berubah, ini cara paling sederhana untuk mengubah kondisi emosi kita. Anthony Robbins pernah berkata “motion create emotion” senada dengan Tung Desem Waringin #1 Success Coach Indonesia, dalam seminarnya Life Revolution mengatakan “our emotion is created by our motion”.

Mengubah fisiologi sangat erat kaitannya dengan gerak. Sebagian orang memilih untuk menunggu mood semangat hadir dulu baru mereka bergerak padahal mindsetnya bukan karena Anda semangat lantas Anda baru mau bergerak tapi bergeraklah maka Anda akan semangat, itulah mengapa selain sebagai ibadah secara ritual, perintah sholat adalah juga perintah untuk bergerak, maka orang yang sholatnya benar harusnya menjadi orang yang paling bersemangat dan produktif.

Wallahu ‘alam.

Jia You!!! (baca cayo) \(^,^)/

Share:

One response on “Mengubah Loyo Jadi Cayo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *