Pernahkah Anda melihat seorang bayi yang baru pertama kali belajar berjalan? Apa yang rasakan ketika Anda melihat seorang balita yang sedang belajar berjalan? Apa respon yang muncul dari orang – orang disekelilingnya pada saat itu?

Teringat dengan Khansa putri pertama saya ketika ia pertama kali belajar berjalan. Tingkah laku khas anak balita yang lucu dan menggemaskan kala itu selalu mewarnai hari – hari kami saat menyaksikan Khansa mulai belajar berjalan, dan tidak sedikit proses jatuh bangun yang dialami Khansa saat itu.

Apakah jatuh itu sakit? Ya tentu saja, tapi kami sebagai orang tua justru sangat menikmati proses jatuh bangun yang Khansa alami waktu itu, karena kita semua tahu bahwa untuk bisa berjalan seorang anak harus mengalami proses jatuh bangun.

Sebuah survey yang dilakukan oleh pakar mengatakan, untuk bisa berjalan, seorang bayi paling tidak mengalami 240 kali jatuh – bangun, ya 240 kali jatuh – bangun, sampai pada akhirnya BISA BERJALAN.

240 kali jatuh – bangun bukanlah angka yang sedikit apalagi untuk seorang bayi yang fisiknya berbeda dengan orang dewasa, tapi kenapa ia bisa bertahan sejauh itu? Apakah ia juga tidak merasakan sakit ketika terjatuh? Tentu saja ia pun merasakan sakit, hanya saja anak batita belum memiliki konsep gagal atau trauma di kepalanya sehingga yang ia tahu hanyalah jatuh dan harus bangun lagi, bukan seperti kebanyakan dari orang dewasa yang ketika jatuh malah trauma untuk bangkit 🙂

Kita semua pernah belajar berjalan, mungkin sudah tidak ingat tetapi tidak ada seorang bayi yang langsung bisa berjalan atau bahkan berlari ketika pertama kali dilahirkan.

Apa yang terjadi seandainya seorang bayi sudah mengenal konsep trauma kegagalan? Di percobaan ke 200 ia ngambek dan tidak mau berusaha lagi? Mungkin kita semua hari ini berjalan dengan merangkak alias ngerondang hehe..

Perumpaan batita yang belajar berdiri dan berjalan tersebut menggambarkan perjalanan kita untuk meraih kesuksesan.

Dalam sebuah seminar bisnis yang pernah saya hadiri ketika masih berstatus sebagai mahasiswa kala itu dikatakan bahwa lawan kata sukses bukanlah gagal, karena untuk memperoleh kesuksesan, Anda pasti bertemu dengan kegagalan seperti seorang bayi yang melewati proses 240 kali jatuh – bangun sampai akhirnya ia bisa berjalan. Jadi gagal bukanlah lawan kata dari sukses, lawan kata dari sukses adalah No Action.

Rocky Marchiano seorang petinju legendaris tak terkalahkan 49-0-0 (43 knockouts) yang ceritanya diangkat dalam film Rocky yang diperankan oleh Sylverster Stallone alias Rambo pernah berkata bahwa seorang juara sejati harus terlebih dahulu mengerti konsep kegagalan baru dapat mengerti konsep kesuksesan.

Walaupun hampir setiap petinju mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin, mereka juga tidak melupakan peran doa. Menurut Anda, apakah doa yang dipanjatkan oleh seorang petinju ketika ia akan naik ke atas ring? Apakah ia meminta kepada Tuhan agar tidak terkena pukulan? Tentu saja tidak!

Seorang petinju tahu bahwa ia tidak mungkin selalu bisa menghindari pukulan dari lawan tandingnya. Jika mereka takut menerima pukulan, maka mereka bukalah seorang petinju sejati.

Seorang petinju sejati akan berdoa kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk bertahan atas setiap pukulan lawannya, dan ia juga berdoa agar mampu berdiri lebih lama dibandingkan lawannya.

Saya tahu, sebagian besar dari Anda yang membaca tulisan ini bukanlah seorang petinju, tetapi satu hal yang konyol adalah ketika Anda mengharapkan kesuksesan tapi tidak siap dengan kegagalan yang mungkin akan menghampiri Anda. Jika Anda tidak pernah SIAP GAGAL berarti Anda juga tidak pernah siap untuk sukses.

Maka terimalah kegagalan, penolakan, pengabaian, no respon, pelecehan bahkan penghinaan dari orang lain sebagai pemanis dari kisah sukses Anda nantinya. Ingat, lawan kata sukses bukanlah gagal tapi No Action. Ini DOA saya, Apa doa Anda? Boleh share di kolom komentar, semoga banyak yang ikut mendoakan Anda.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *