Satu tahun lalu, saya pernah mengalami sebuah pengalaman spiritual ketika melakukan perjalanan menuju sebuah sekolah boarding yang sangat terkenal di Banten, yaitu Nurul Fikri Boarding School (NF – BS) yang berlokasi di Cinangka, Anyer Provinsi Banten.

Sekolah ini berkonsep boarding yang dimulai dari jenjang SMP dan SMA yang kental dengan nilai – nilai agama islam, dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni dan suasana alam yang tenang dan sejuk membuat saya menikmati “kalibrasi mesin kecerdasan” saya yang Thinking introvert, Alhamdulillah..

Sudah tak terhitung berapa banyak saya mendengar nama besar sekolah ini, namun baru kali itu saya betul – betul menginjakan kaki di sekolah tersebut.

Ada kisah menarik yang ingin saya bagikan kepada Anda. Begini, tujuan saya berkunjung ke NF BS ini bukan dalam rangka studi banding, mendaftarkan anak sekolah atau hanya sekedar jalan – jalan, tujuan saya adalah untuk menemani mitra saya pak B dari wilayah Sawarna Lebak Banten untuk menjelaskan proposal kerjasama bisnis ke beberapa kader partai yang saat itu ada agenda silaturahmi dan rapat.

Pak B menghubungi saya satu hari sebelumnya untuk memastikan waktu saya kosong di hari esok. “Ah sayang sekali, saya sudah ada agenda ke daerah Tangerang pak” walaupun masih dalam konfirmasi.

Tapi hati ini berbisik, “coba pastiin dulu yang di Tangerang”. Saya coba pastikan dan ternyata batal, oohh alhamdulillah.. untunglah saya belum berangkat.

Akhirnya saya hubungi pak B lagi untuk memastikan kesiapan saya menemaninya edukasi. Singkat cerita deal, saya diminta datang ba’da sholat dzuhur ke NF BS.

Saya rasa belum ada hal istimewa sampai disini. Sampai pada akhirnya saya putuskan untuk berangkat dari rumah menuju tekape pukul 11.00 WIB.

Sepanjang perjalanan tidak lupa ditemani oleh audio kanal telegram @RahasiaMagnetRezeki agar waktu perjalanannya produktif.

Judul audio yang saya pilih untuk menemani perjalanan lebih dari 1.5 jam itu diantaranya “lain ladang, lain ilalang”, “Disiplin Kata”, “nafsi nafsi” dan “Garis Kebenaran 2”. Sampai disini pun, saya belum “ngeh” kalau sebenarnya mulai terjadi keistimewaan.

Ohya, saya lupa belum isi bensin, sepertinya gak akan cukup sampai lokasi, saya putuskan untuk isi bensin di SPBU yang akan saya temui di perjalanan, ingatan saya mengarahkan untuk singgah di SPBU palima agar saya tidak putar balik perjalanan hanya untuk isi bensin. Oke, saya akan singgah di SPBU Palima, niat saya.

5 hari sebelumnya, saya diajak rapat pimpinan oleh sebuah Yayasan yang juga dihadiri oleh kepala sekolah senior, mantan kepala sekolah dan kepala Dinas.

Pimpinan ingin Yayasannya yang sekarang menjadi nantinya seperti Boarding School Nurul Fikri. Jujur saja, saat itu saya “blank”, saya tidak pernah punya pengalaman mendirikan sekolah, bahkan mengajar sebagai guru pun belum pernah.

Entah apa yang ada di benak Yayasan mengajak saya untuk hadir di rapat pimpinan ke 2. Tapi saya yakin semua ada hikmahnya, insya Allah.

Singkat cerita rapat tersebut menghasilkan kesepakatan sekolah berkonsep boarding, dan saya diminta hadir kembali tanggal 21 maret di Yayasan sebagai bagian dari tim inti Yayasan.

Tapi uniknya, sampai tulisan ini dibuat, H-2 tanggal 21 maret, saya belum tahu apa yang akan di sampaikan pada rapat yang akan datang. Hehe..

Anda mulai sadar ada benang merah di cerita ini?. Baik, kembali ke perjalanan saya menuju NF BS. Setibanya saya di SPBU palima tiba – tiba, hati saya berbisik, “sadar gak kenapa acara hari ini di NF BS?” Heh, ohiya yaaaaaaa…

Masya Allah skenario Allah begitu cantik, seolah dengan kejadian ini Allah ingin saya terkoneksi langsung dengan role model yang diinginkan oleh Yayasan, yaitu membangun sekolah berkonsep boarding.

Saya kenal sekali dengan diri saya yang enggan melakukan sesuatu kalau sekiranya hanya jalan – jalan, harus ada maksud dan tujuan terencana. Seandainya bukan karena diminta tolong, kapan kiranya saya ke NF BS? ckckck.. Masya Allah Masya Allah..

Tanpa sadar saya sudah melewati 2 Km dari SPBU yang akan saya singgahi. Ya, percakapan dalam diri ini membuat saya lupa kalau bensin mobil belum di isi.

Cukup jauh kalau saya putuskan putar balik ke SPBU Palima, akhirnya saya mencoba untuk menerka – nerka, mungkin saja di perjalanan selanjutnya saya akan bertemu dengan SPBU yang lain.

Di beberapa ruas jalan saya melihat plang yang bertuliskan arah menuju Nurul Fikri Boarding School, yang paling saya ingat adalah 21 Km lagi menuju NF BS, tentu saja dengan kondisi indikator bahan bakar yang sudah melewati batas merah membuat saya semakin cemas, apalagi saya tidak menemukan SPBU kecuali hanya depo bensin pertamini yang menghiasi hampir di sepanjang perjalanan menuju lokasi.

“Yaa Allah cukup gak ya, hampir habis nih” ucap batin saya, kebetulan saat itu saya sedang stay tune di audio telegram yang berjudul “disiplin kata”.

Uraian dalam audio itu menyadarkan pilihan kata yang “salah” yang saya gunakan untuk mengartikan kondisi bahan bakar kendaraan yang hampir habis, saya menggunakan kata “hampir habis” tanpa sadar fokus saya kepada kata “habis”, masalahnya ini bisa jadi doa, fokus doa saya adalah habis, jangan – jangan ini menjadi “doa saya” agar habis peluang, habis rezeki, habis kesempatan, habis gelap terbitlah terang #eh

Seketika itu saya putuskan untuk mengganti kata – kata saya menjadi “yaa Allah bensinnya cukup gak ya?” sehingga fokus saya pada kata “cukup”, semoga ini menjadi doa agar hidup saya dan Anda tercukupi kebutuhannya oleh Allah, cukup untuk beli rumah, cukup untuk berangkat haji dan umroh, cukup untuk beli kendaraan, cukup untuk jalan – jalan, cukup untuk pendidikan anak, cukup untuk kebutuhan – kebutuhan lain, Aamiin? 🙂

Akhirnya saya pun menyerah dan menepikan mobil saya ke sebuah pertamini yang ada di sisi jalan ketika lampu indikator bahan bakar mobil menyala menandakan limit volume bahan bakar yang tinggal beberapa kilometer lagi bisa di tempuh.

Saya putuskan untuk isi pertalite, keluarlah seorang ibu yang berhijab syar’i menyambut saya dengan ramah. “Bu, maaf bisa isi bensin?” saya bertanya, “ohiya bisa pak” jawab sang ibu.

Sambil sang ibu mulai mengisi tangki bensin mobil, saya bertanya, “bu maaf, kalau NF masih jauh gak?”, “oh ini di depan tinggal belok kiri, lurus aja” jawab sang ibu penjual bensin.

Wah ternyata tidak sampai satu kilometer lagi jaraknya, berarti sebetulnya mobil saya masih bisa tiba di lokasi tanpa harus isi bensin sekarang.

Oo.. Begini cara Allah mengantarkan rezeki kepada sang ibu, seolah Allah membuat saya lupa saat melewati SPBU Palima, karena Allah ingin saya menjadi perantaraNya untuk menyampaikan rezeki pada sang ibu penjual bensin yang letaknya di atas gunung.

Teringat dengan salah satu penggalan dalam doa shalat duha yaitu “jika rezekiku jauh dekatkanlah”, masya Allah.. benar – benar haqqul yaqin menyaksikan langsung skenario sang Maha Pengatur Rezeki yang menjamin rezeki setiap hambaNya.

“Jazakallah khair” ucap sang ibu penjual bensin pertamini ketika saya membayar, wah baru kali ini beli bensin tapi di doain.

Alhamdulillah tiba juga di lokasi, ah nyaman sekali rasanya, seperti masuk dalam pusaran energi positif yang seketika bisa mengubah suasana hati menjadi lebih tenang, khusyu dan nyaman pastinya.

Padahal, di lokasi yang berbeda, habitat pohon besar seperti ini biasanya punya suasana yang sedikit horor bagi kebanyakan orang yang penakut.. Hehe..

Selesai sholat dzuhur, saya hubungi pak B, beliau mengarahkan saya untuk menuju lokasi rapat yang akan di gelar, yaitu sebuah lokasi dekat danau.

Sesampainya tepi danau, saya melihat begitu ramai dengan pengunjung, oh mungkin para orang tua sedang menjenguk anaknya yang menimba ilmu di NF, saya melihat suasana yang berbeda sepanjang saya berada di lingkungan NF BS, banyak keluar masuk kendaraan mobil yang bagus – bagus dengan merk beragam, menengah ke atas, dan banyak juga yang bernomor polisi area luar Banten.

Sambil tersenyum, saya berkata pada diri sendiri, inilah islam yang seharusnya, punya tujuan akhirat dengan tidak melupakan bagiannya di dunia, seperti yang Allah sampaikan dalam firmanNya di QS 28: 77.

Singkat cerita, sampailah saya di lokasi acara. Saya turun dari mobil dan disambut oleh pak B yang sudah berada di tempat itu sejak pagi untuk rapat bersama dengan para kader partai dan keluarganya.

Ada kejadian aneh ketika saya tiba di lokasi, seorang pria muda yang menghampiri saya dan “mengintrogasi” saya dengan cara yang santun, oh saya tersadar, ia staf keamanan (security) di sana.

Saya sampaikan maksud dan tujuan saya datang ke sana adalah untuk presentasi proposal kerjasama bisnis dengan pak B yang kebetulan sudah kenal dengannya (staf keamanan).

Ia (security) dengan sangat santun, baik, membantu saya untuk mengkonfirmasi kepada peserta rapat bahwa ada saya yang akan presentasi proposal kerjasama bisnis saya.

Dan ternyata, setelah security tersebut konfimasi, saya pun mendapat “pengusiran”, yang awalnya saya sudah memperoleh “lampu hijau” tapi di siang itu mereka (peserta rapat) bilang kalau saya tidak diizinkan untuk presentasi disana karena waktunya sempit kalau harus ada edukasi sementara mereka masih dalam suasana rapat. Pulangkan sajaaaaa… #ehDangdut Hehe..

Saat itu bisa saja saya mengeluh, dengan berbagai logika pembenaran diri, tapi alhamdulillah saya tidak merasa terusir, malah saya sangat berterima kasih kepada pak B dan security tersebut, karena wasilahnya dari mereka, saya bisa berkunjung ke NF BS dan semakin haqqul yaqin dengan kehendak Allah yang Maha mengatur segala urusan dan rezeki untuk setiap mahluknya.

Dan akhirnya saya pulang dengan berjiwa besar membawa sejuta hikmah dari kejadian tersebut, alhamdulillah kalau bukan karena wasilah kejadian itu, mungkin saya tidak pernah sengaja singgah ke Nurul Fikri Boarding School. 🙂

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *