- Home
- Mengoptimalkan Kelemahan Diri
Alkisah sebuah perusahaan penerbitan buku yang sudah sukses. Suatu ketika ingin memperkenalkan (menjual) buku baru kepada masyarakat.
Tidak seperti biasanya, kali ini perusahaan tidak melibatkan toko – toko buku besar untuk memasarkan bukunya, melainkan dengan sistem penjualan langsung atau yang dikenal dengan istilah door to door.
Maka untuk memuluskan targetnya, perusahaan merekrut banyak salesman. Dari sekian banyak salesman yang direkrut, ada seorang salesman yang memiliki kekurangan dalam berkomunikasi, ia gagap tidak seperti salesman pada umumnya sebut saja namanya Azis gagap. Karena gagap, ia sering sekali mendapat cemo’ohan dari salesman yang lain.
Ringkas cerita ketika di akhir tahun, perusahaan melakukan evaluasi untuk setiap salesman, mana yang layak di pertahankan dan mana yang layak dieliminasi.
Dan yang menarik adalah, diluar dugaan salesman lain, ternyata si salesman gagap ini punya performa penjualan yang sangat baik dibandingkan yang lainnya, selalu achieve target penjualan, bahkan seringkali kali melampaui target yang diberikan.
Hal ini membuat tanda tanya besar dikalangan para sales lain, hingga suatu saat perusahaan mengadakan sales gathering yang salah satu agendanya adalah menghadirkan salesman gagap untuk berbagi rahasia suksesnya yang selalu achieve target, dengan harapan bisa menginpirasi salesman lain agar juga mencapai target.
Banyak yang bertanya, “kok bisa?”, “kamu kan gagap”, “mustahil”, “sulit dipercaya”, “pasti dia curang”, “apa rahasianya?”
Salesman gagap pun akhirnya buka suara, saat menawarkan bukunya ke setiap rumah yang ia kunjungi, ia selalu mengajukan pertanyaan ini.
Sambil terbata – bata (gaya Azis gagap tahu lah ya) ia katakan “Per mi siii pak, bu, ma mau be be beli bu bu ku sa sa saya, a a atau sa saya BACAIN?”
Hanya bermodalkan pertanyaan ajaib itu saja ia bisa closing banyak buku 🙂
Justru karena ia gagap, setiap calon pembeli yang ia datangi lebih memilih membeli bukunya, daripada bukunya dibacain.. Hehe..
Jangan pesimis dengan segala kekurangan diri kita, karena setiap orang selalu punya kekurangan dan kelebihan.
Menurut anda apakah komedian Tukul Arwana akan sukses sebagai host kalau ia setampan & secerdas Choky Sitohang?
Dulu sebelum ada acara Bukan 4 Mata, persepsi kebanyakan orang, yang namanya host itu harus cerdas, ganteng, pintar bahasa Inggris, berwawasan luas, berwibawa, punya kharisma, dll..
Dan memang betul, mas Tukul ya seperti yang diimagekan banyak orang (alias kebalikannya) hehe.. Saya gak yakin mas Tukul bisa sesukses sekarang kalau ia memaksakan dirinya seperti Choky Sitohang.
Ubah pesimisme dengan kata yang lebih memberdayakan misalnya kata “MESKIPUN”, contoh:
“MESKIPUN saya gak punya pengalaman TAPI SAYA siap belajar”
“MESKIPUN saya belum punya modal uang TAPI SAYA punya modal jujur, tekun dan dapat dipercaya”
“MESKIPUN saya bukan keturunan orang kaya TAPI SAYA percaya Tuhan akan mengubah nasib hambaNya yang mau bersungguh – sungguh”
Mau sukses? Lupakan Alasan!, Mau Alasan? Lupakan sukses, ituh.
Semoga bermanfaat 🙂
Keren sekali coach. Tulisan2nya menginspirasi.
hatur nuhun coach 🙂